Senin, 02 Juli 2012


melintas waktu bersama kejutan-kejutan

oleh Bunga Bintang pada 24 Maret 2012 pukul 20:45 ·
Pagi ini.. sesuai janjiku..
Kucoba untuk menata langkah..
Meniti hari hari hari yang usang 
tapi takkan pernah usang

Secangkir kopi pahit telah kubuat dan kusajikan
Sebelum memakan roti dan membaca lembaran cerita

"manis sekali kopinya" Hal yang selalu kau ucapkan bila aku menghidangkan secangkir kopi pahit dengan senyuman termanisku
Aku terdiam, menikmati rayuan yang tak pernah kau ucapkan selain tatap mata teduh dan dentingan piano Yiruma..

Pagi yang indah.. dan ransel kecil yang telah kita siapkan
Dan kau..memakai kaos kaki hitam dan sepatu..
kembali melirikku ,selintas matamu menikam jantungku

"Bangau-bangau putih ini telah aku siapkan, Bunga. kau tinggal bilang mau terbang kemana" katamu sambil meraih tanganku..menggenggamnya erat, meyakinkanku selalu.. bahwa apa yang ada di angan-angan yang penuh dengan keyakinan ,semua hal yang mustahil  akan bisa seperti yang kita inginkan.

Bangau-bangau putih, yang kemarin aku lukis sayapnya dengan tinta biru itu kini benar-banar dihadapanku..

"Itu bangau sayang, kenapa sayapnya kau lukis seperti merak?"
 Kau sempat memprotesnya saat itu. Aku tak bisa menjawabnya karena alasanku sederhana saja, sayap merak lebih indah .. dan aku tetap saja melukisnya... dan seperti biasanya.. kau selalu tersenyum membebaskanku berkreasi..

Menuju kebun yang luas menghijau.. kau menenangkanku bahwa kita tak akan terjatuh bersama bangau ini. kututup kedua mataku karena takut dan kau memelukku erat..  kita terbang 20km /jam, bagiku seperti mencekik leher.. tetap saja ketakutan..
Sejenak menuruni lembah, melewati air terjun dengan berpuluh-puluh ikan salmon.
" Tidak sampai 5 menit  kita sampai .." katamu masih dengan menenangkanku. bagiku seperti lima jam..

Setelah melintasi  bunga2 kuning cerah kita berhenti.. kau mendudukkanku di kursi kayu dipinggir kebun seperti boneka. Membuka ransel kecil dan mengambilkanku minum. Aku diam seperti patung, tak percaya apa yang terjadi..
Aku masih lemas dan lunglai.. Kau tak pernah tahu bahwa aku selalu hampir pingsan dengan kejutan-kejutan darimu..

Kulihat kau mulai bosan dengan kediamanku... kau buka lagi ransel itu dan mengeluarkan sebuah alat musik kecil semacam piano..
Mengalunkan lagu anak-anak.. dengan judul "pamanku"

"Tahu lagu apa ini? " Tanyanya memecah sunyi dengan angin semilir..
Aku mengangguk.. sedikit tersenyum.. benar2 hanya sedikit.. mungkin tak ada satu centi senyum di sisi kiri dan kanan..
"Biar lucu, gantilah lirik lagu ini dengan "pacarku". Aku terbahak membayangkan lagu pamanku diubah kata2nya menjadi pacarku.. segera kau menyanyikannya..
pacarku ,akan datang..
pacarku, dari desa..
dibawakannya rambutan pisang dan sayur mayur segala rupa ,
bercrita pacar tentang ternaknya berkembang biak semua..
padaku pacar berjanji.. mengajak aku kesana..
turun ke sawah mandi di sungai menggiring ternak ke kandang.."

jreng jreng jreng.. pertanda nyanyimu sdh usai.. dan aku mulai terbahah-bahak lagi..
"kenapa piano bisa berbunyi jreng jreng jreng!"
"oh iya, lupa.." tawamu meledak..


selalu.. berkebun bersamamu..
entah sampai kapan ...

solo, 25-03-2012




kebun kita